Bunda, sudah di usia berapa buah hatinya sekarang? Princess kecil yang selalu kita gendong ke sana-sini itu tak terasa sudah menjadi sosok putri cantik dengan segala pesonanya bukan?
Meskipun kita menutup tembok rapat-rapat dari dunia luar terkadang kita bisa saja tetap harus waspada. Yes waspada, meski tak semua fall in love membawa dampak buruk, namun sebagai orang tua tentu kita berfikir itu belum saatnya.
“Came on dears, mama seusia kamu tuh belum kenal yang namanya pacaran.”
“kamu masih kecil, please fokus saja sama study kamu.”
Well, dulu waktu kita seusia putri kita juga sama saja mendapatkan nasehat yang sama bukan dari orang tua kita. Lalu apakah kita menurut? Yang ada kita malahan backstreet bukan?
Berkaca dari pengalaman tersebut sudah sewajarnya kita tidak memperlakukan hal yang sama pada putri kita. Kita harus mampu berimprovisasi ya kan?
Anak Galau karena Jatuh Cinta dan Cara menghadapinya
Cara Menghadapi Anak yang sedang Galau Karena Jatuh tidak perlu dibawa stress bunda. Jangan juga terlalu keras karena justru membuat anak menjadi tertutup kepada kita.
Pada saat anak memiliki rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Sebagai orang tua, tentunya kita tidak perlu khawatir berlebihan.
Sebab, rasa suka pada lawan jenis itu adalah fitrahnya anak manusia. Hal itu normal ketika mereka jatuh cinta pada lawan jenis. Namun sebagai orang tua, kita perlu mengarahkan dan memberikan pemahaman yang benar pada mereka. Agar rasa cinta yang tumbuh tidak menjerumuskan mereka pada pergaulan muda-mudi (bebas) yang salah.
Ini hanya tertarik dan bukan jodoh
Seringkali kita merasa tabu membicarakan tentang jodoh dengan Anak. Alasannya hal ini masih terlalu dini meski ini sudah masanya. Mereka sudah mulai memiliki rasa ketertarikan yang spesial pada lawan jenis. Itu artinya sudah saatnya memberikan pemahaman yang benar tentang kriteria jodoh pada mereka.
Dalam diskusi intim dengan anak remaja, tidak ada salahnya sisipkan tema tentang kriteria jodoh.
Selain itu, kita juga perlu memotivasi mereka untuk terus meningkatkan kualitas diri, seperti meningkatkan kesalehan, mempercantik akhlak, dan menjaga tanggung jawab.
Motivasi dan arahkan anak pada kegiatan positif
Remaja sebenarnya merupakan usia produktif yang seharusnya digunakan untuk berprestasi. Bukan justru berlarut dalam kegalauan perasaan dan terjebak dalam ‘virus’ cinta monyet.
Sebagai orang tua, kita harus bisa memotivasi anak-anak untuk menyalurkan energi mereka dalam kegiatan positif. Yakinkan putra-putri kita bahwa jodoh itu tidak akan tertukar.
Jadi, tak perlu lah mereka berlarut dalam kegalauan cinta saat ini. Daripada sibuk memikirkan si dia, lebih baik optimalkan waktu untuk hal-hal yang positif.
Jadilah orangtua yang selalu up to date…!
Selain memberi pemahaman, orang tua juga perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Di satu sisi, orangtua jangan terlalu memaksakan kehendak kepada anak atau melarangnya.
Di sisi lain, beri pemahaman pada anak, awasi pergaulannya dengan teman-temannya. Jika semua berjalan baik, orang tua tidak perlu ‘galau’ lagi saat anaknya mulai mengenal cinta.